Blog yang berisi informasi tentang pendidikan khusus / pendidikan luar biasa (PLB), pendidikan umum, traveling, laporan, dan tips bermanfaat

Cara Menangani Anak Hiperaktif

Artikel terkait : Cara Menangani Anak Hiperaktif

Mengetahui berbagai karakteristik dari anak hiperaktifitas penting untuk menetukkan langkah yang kemudian akan ditempuh untuk menangani anak hiperaktifitas yang bertujuan  untuk mengurangi atau bahkan menghilangkannya. Menurut Kauffman yang dikutip oleh Sunardi (1995:89) dalam buku Orthopedagogik Anak Tunalaras telah dikembangkan beberapa teknik untuk mengatasi perilaku menyimpang ini antara lain:
(1). Medikasi adalah penggunaan obat untuk pengendalaian perilaku yang memberikan rasa tenang sehingga perilaku hiperaktifitasnya menurun ,namun kelemahannya ketika  anak sudah tidak memakai obat tersebut perilaku hiperaktifitas justru meningkat,atau dapat dikatakan bahwa penggunaan obat hanya bergantung pada dosisinya saja.(2). Diet adalah adanya penelitian mengenai beberapa makanan merupakan penyebab dari hiperaktifitas pada anak seperti halnya zat pewarna,penyedap rasa pada makanan buatan pabrik . Diet yang dilakukan dengan cara menghindari dari makanan yang menjadi pantangan. Cara ini dinilai mengurangi bukan karena berkurangnya zat makanan penyebab hiperaktifitas melainkan karena cara anak untuk mengendalikan dirinya untuk menghindari makanan pantangan yang disukainya.(3). Modifikasi tingkah laku merupakan penerapan psikologi behavioristik untuk mengubah perilaku manusia oleh orang yang bekerja dalam profesi ini (psikolog). Keberhasilan penerpan modifikasi tingkah laku bergantung pada kemampuan menerapakan prinsip-prinsipnya dalam mengatur kejadian dalam lingkungan anak. Misalnya, menentukkan kapan harus member hadiah,kapan harus memberi hukuman. (4). Perbandingan antara menggunakan obat dengan modifikasi tingkah laku, baik penggunaan obat maupun modifikasi perilaku keduanya sama-sama efektif namun modifikasi perilaku dinilai lebih efektif karena dapat meningkatkan prestasi belajar. (5) Lingkungan yang terstruktur menekankan pada pengaturan lingkungan belajar anak sehingga tidak menyebabkan munculnya perilaku hiperaktifitas. Misalnya, pengaturan ruang kelas dengan mengurangi (obyek/warna/benda/suara) yang dapat menggangu perhatian anak. Pemberian konsekuensi(hukuman,hadiah) yang sangat konsisten bagi setiap perilaku dan system pembelajaran yang sangat berstruktur,juga dinilai membantu mengurangi perilaku hiperaktifitas. (6) Modeling, perilaku yang ditunjukkan anak sering kali akibat dari meniru dari orang lain. Modeling atau menitu diyakini menjadi salah satu cara untung mengurangi perilaku hiperaktifitas. Misalnya ,anak yang normal memberikan contoh bagaimana berperilaku yang baik di depan anka hiperaktifitas dan mendorong agar menjadi modeling.

             Dari beberapa teknik untuk mengurangi atau mengendalikan perilaku hiperaktivitas  tersebut terlihat inti dari teknik yang sebenarnya  yaitu pembiasaan agar anak bersikap secara disiplin serta pembiasaan agar anak-anak berperilaku dengan baik. Hampir pada setiap teknik yang tersebut diatas penanaman kebiasaan baik serta pengendalaian diri  terdapat di dalamya.

                Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan perilaku hiperaktifitas dilakukan agar anak dapat mengikuti proses belajar mengajar dengan baik. Selain hal tersebut menurut Kaufman (Sunardi ,1995:93) upaya-upaya pengendalian perilaku hiperaktifitas agar anak dapat mengendalikan sikap ,seperti norma dan perilaku di masyarakat.

            Dari pendapat tersebut  pengendalian hiperaktifitas pada anak harus dilakukan mengingat hiperaktifitas tidak menhilang sejalan dengan usia namun memerlukan upaya untuk menghilangkannya serta  agar anak dapat bertindak sesuai dengan norma di masyarakat.


DAFTAR PUSTAKA



Sunardi. 1995. Ortopedagogik Anak Tunalaras 1. Jakarta: Depdikbud Dikti Proyek Pendidikan Tenaga Guru        



Tin Suharmini.  2002. Terapi Anak Tunalaras. Yogyakarta: FIP UNY


Tin Suharmini. 2005. Penanganan Anak Hiperaktif. Jakarta: Depdiknas Proyek Pendidikan Tenaga Guru

 

loading...

Artikel Bukuacuanku Lainnya :

Copyright © 2016 Bukuacuanku